Toilet kering yang ramah lingkungan merupakan toilet-toilet yang mengusung gaya yang menurutnya kekinian, kebarat-baratan, justru mungkin tidak pro dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang biasa cebok dengan cara tradisional, sepert di mall yang terbilang mewah, di bioskop kota besar, di hotel berbintang banyak, mestinya sudah lazim ditemui toilet seperti ini.
Sejarah Kemajuan Teknologi Toilet Kering Yang Ramah Lingkungan
Toilet kering yang ramah lingkungan mengalami permasalahan pada sanitasi dan toilet masih menjadi momok di era modern ini walaupun berbagai teknologi telah berkembang namun teknologi tentang toilet masih minim terutama tentang pembuatan toilet yang ramah lingkungan.Hal tersebut yang menjadi fikiran seorang miliarder sejagat yaitu bill gates dan Melinda gate. Perlu kita ketahui bahwa miliarder pendiri Microsoft ini adalah orang yang dermawan dan telah menghabiskan ratusan dolar untuk membantu masyarakat miskin terutama di kawasan afrika melalui yayasannya yaitu billgate foundation.
Baca Juga: Mana Yang Lebih Baik Dan Sehat Toilet Duduk Atau Toilet Jongkok
Wilayah afrika di beberapa Negara memang sangat sulit untuk menemukan sumber air sehingga daerah di afrika sangat kering dan panas berbeda di Indonesia yang sebagian wilayahnya memang mempunyai sumber air yang cukup namun tetap saja kita harus menjaganya.
Inovasi Toilet Yang Ramah Lingkungan Tanpa Air
Bill gate dan Melinda gate membuat tantangan bagi pakar dan ilmuwan seluruh dunia untuk berpartisipasi membuat toilet revolusioner namun dari banyaknya ide dan prototype tidak ada yang berkesan bagi sang miliarder tersebut. Namun pada tahun 2012 para ilmuwan dari Cranfield University di Inggris membuat toilet revolusioner dan juga unik yaitu inovasi toilet yang ramah lingkungan tanpa air menggunakan nano teknologi.
Keunggulan Toilet Dengan Nano Teknologi
Jangankan toilet tanpa air kita memakai toilet yang tidak ada selang ataupun ember airnya saja sudah bingung dan linglung karena hanya menggunakan tissue saat membersihkan. Namun terdapat keunggulan dari toilet dengan nano teknologi,
- Teknologi ini juga setelah buang air besar malah tidak ada air untuk mengguyur tinjanya, tentu kita yang biasa menggunakan toilet basah akan mempunyai beberapa pertanyaan utama misalnya tentang bau dan aspek kebersihan, kita tidak perlu khawatir karena para pakar tadi juga sudah memikirkan bahkan sudah uji coba sampai proses penampungan limbah kotorannya juga sudah didesain sedemikian rupa.
- Dalam prosesnya sistem toilet ini tidak bau karena kotoran basah dan kering akan dipisah sehingga bau yang ditimbulkan oleh bakteri akan terurai dan bau dapat diminimalisir. Toilet ini akan lebih seteril dan aman karena menggunakan nanoteknologi sangat kerenkan.
- Penemuan toilet dengan nanoteknologi tersebut akhirnya mendapatkan founding dari Bill Gate foundation sebesar USD 710.000 karena menurut Bill Gate sudah memenuhi standart yang diterapkan yaitu dapat digunakan oleh 10 orang seharian dengan iaya yang sangat rendah yaitu sekitar USD 0.05 saja.
- Hanya toilet inilah yang layak mendapatkan pendanaan karena temuan revolusionernya sangat cocok dan sesuai keinginan Bill Gate yaitu dapat diterapkan pada kondisi lingkungan/ daerah yang sangat sulit air bersih karena toilet ini bukan hanya tanpa air tetapi dapat menghasilkan air, sangat kerenkan dan sulit unuk dibayangkan masyarakat awan seperti kita ini dan air yang dihasilkan bahkan dapat kita gunakan kembali untuk kebutuhan sehari-hari, walau sepertinya toilet ini cocok dipakai oleh para astronot ketika diluar angkasa karena tidak ada air sama sekali.
Cara Kerja Toilet Dengan Nano Teknologi
Sebelum mengunakan toilet dengan nano teknologi, sebaiknya ketahui terlebih dahulu cara kerja toilet dengan nano teknologi,
- Wadah tempat penampungan kotoran akan berputar 270 derajat ketika kloset ditutup dan kotoran akan jatuh ketempat tampungan sedangkan wadah tadi akan dilap mengunakan scraper secara otomatis sehingga ersih kembali.
- Sementara ditempat penampungan akan terdapat 2 jenis kotoran yaitu kotoran basah dan kering.
- Kotoran basah akan memenuhi ruangan sedangkan kotoran kering akan mengendap di bagian bawah.
- Kotoran basah akan diproses melaluinanomembran dan selanjutnya diuapkan dan dikondensasikan kembali dengan padatan partikel hydrophilic nanobead.
- Akhir dari proses ini akan menghasilkan air bersih.
- Sedangkan kotoran kering akan diangkut secara otomatis dengan mesin bertenaga baterai ke tempat limbah kering dan dilapisi dengan lilin.
- Limbah padat tersebut akan dapat berguna sebagai pupuk yang dapat menyuburkan tanaman.
Perawatan Toilet Dengan Nano Teknologi
Toilet dengan nano teknologi membutuhkan energy listrik, sebaiknya harus dirawat dengan rutin karena sistem canggih di dalamnya harus tetap dijaga misalnya saja setiap beberapa minggu harus diganti baterai dan untuk membrannya wajib diganti setiap 6 bulan sekali untuk biayanya perawatannya sendri masih cukup ekonomis yaitu sekitar USD 0.05 setiap 10 kali pakai. Kesulitannya hanyalah kurangnya tenaga teknis untuk mengganti batterai dan membrane karena berada di wilayah yang sulit terjangkau.
Penemuan teknologi yang cukup revolusioner ini patutlah kita acungi jempol disaat kondisi lingkungan dan sanitasi yang buruk sehingga dapat membantu kebutuhan manusia. Kemajuan teknologi pada toilet kering yang ramah lingkungan tanpa menggunakan air sangat tepat karena dapat menghemat pemakaian air bersih yang semakin berkurang ketersediaanya.